Selasa, 20 November 2012

.......

Abdurrahman bin Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu bercerita kepada kami, “Pada suatu ketika, saat Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam usai melaksanakan shalat subuh, tiba-tiba beliau mengarahkan pandangannya ke arah para sahabatnya seraya mengatakan, “Adakah di antara kalian yang hari ini ia berpuasa?
Umar bin Khathab menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak berniat untuk puasa pada hari ini, sehingga di pagi ini aku tidak berpuasa.”
Lalu Abu Bakar berkata, “Aku berpuasa wahai Rasulullah, sebab sejak semalam aku telah berniat puasa, sehingga di pagi ini aku pun berpuasa.”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda, “Adakah salah satu dari kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?
Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih berada di sini. Lantas bagaimana kami bisa menjenguk orang sakit?!”
Abu bakar berkata, “Telah sampai kabar padaku bahwa saudaraku Abdurrahman bin Auf sedang mengeluhkan sakit yang dialaminya, sehingga dalam perjalananku ke arah masjid ini aku telah menyempatkan diri menjenguknya.”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda, “Adakah salah satu dari kalian yang hari ini ia bershadaqah?
Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih berada di sini.”
Abu Bakar berkata, “Saat aku memasuki masjid, aku melihat seorang pengemis sedang meminta-minta, ketika itu aku mendapati sepotong roti gandum tengah berada di genggaman tangan Abdurrahman (salah seorang putranya), lalu aku pun memintanya untuk aku berikan kepada pengemis itu.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda, “Bergembiralah engkau (wahai Abu Bakar) dengan surga.
Lantas Umar menghela nafas seraya berkata, “Oh.. oh.. betapa indahnya surga.”
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam mengucapkan perkataan yang membuat Umar merasa lega, sebab Umar menyadari bahwa segala kebaikan telah didahului oleh Abu Bakar.
Namun, dalam riwayat lain, dijelaskan bahwa Nabi kemudian bersabda, “Semoga Allah menyayangi Umar, semoga Allah menyayangi Umar, sebab segala kebaikan yang diinginkannya telah didahului seluruhnya oleh Abu Bakar.” [1]
[1]. Hadits shahih, isnadnya tergolong hasan. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ashim (1243) di dalam As-Sunnah, dan oleh Ath-Thabarani dalam Al-Kabiir, sebagaimana disebutkan pula dalam Al-Majma’ (3/164). Al-Haitsami mengatakan, “Di dalam rangkaian sanad hadits ini terdapat nama Mubarak bin Fudhalah yang dikenal bisa dipercaya dalam ucapannya. Aku berkata, “Mubarak bin Fudhalah dikenal jujur, tapi ia dikenal pula sering memalsukan hadits. Dalam riwayat ini ia telah meriwayatkannya secara an’anah. Namun ia berani menegaskan bahwa itu adalah hadits, sebagaimana tersebut dalam riwayat Ad-Dailami (35667) di dalam Al-Kanzu. Meski demikian ia memilki bukti penguat lain dari hadits Abu Umamah yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani (7826) di dalam Al-Kabir, namun di dalamnya terdapat nama Ibnu Zajr dan Ibnu Zayid, sedangkan keduanya itu termasuk kategori adh-dhuafa (pemilik hadits-hadits dhaif), begitu pula terdapat bukti penguat lainnya di dalam salah satu bab yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abbas dan Aisyah. Lihat dalam Al-Majma’ (3/163)

0 komentar:

Posting Komentar