Senin, 25 Februari 2013

Biografi ­­­­­Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhu

Beliau adalah Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad al-Quraisyi at-Taimi. Memiliki banyak julukan mulia, seperti Thalhah al-khair (yang baik budi), Thalhah al-Jud (yang dermawan), dan juga mendapatkan julukan seorang syahid yang hidup.
Beliau adalah diantara 10 orang Shahabat yang telah dijamin masuk Surga dalam salah satu Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi (lihat Shahih al-Jami’ no. 50), yaitu:
1. Abu Bakr ash-Shiddiq
2. Umar bin Khattab
3. Utsman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
5. Thalhah bin Ubaidillah
6. Zubair bin Awwam
7. Abdurrahman bin Auf
8. Sa’ad bin Abi Waqas
9. Sa’id bin Zaid
10. Abu Ubaidah bin Jarrah

Beliau masuk Islam di awal-awal kemunculan Islam. Orang yang berjasa memasukkan beliau ke dalam Islam tidak lain adalah Abu Bakr ash-Shiddiq. Tentang masuk Islamnya ini, beliau sendiri pernah menuturkan dalam suatu kisah.

Ketika beliau bersama rombongan pedagang di pasar Bushra, tiba-tiba ada seorang Rahib yang bertanya apakah ada penduduk tanah Haram yang ikut rombongan. Maka beliau pun berkata, “Saya dari tanah Haram”. Lalu pendeta itupun bertanya, “apakah di tengah kalian telah muncul seorang yang bernama Ahmad bin Abdillah bin Abdilmuthalib? Ini adalah bulan keluarnya dia. Dan dia adalah akhir dari pada Nabi. Dia keluar dari tanah kalian dari tanah Haram, dan akan berhijrah menuju bumi yang memiliki batu hitam, pohon korma dan tanah berair. Jangan sampai engkau didahului orang lain wahai pemuda”. Akhirnya perkataan tersebut masuk ke dalam hati Thalhah yang kemudian langsung kembali ke Mekah meninggalkan rombongan dagang. Maka bertanyalah ia kepada istrinya tentang berita terbaru di Mekah, dan benar yang dikatakan oleh pendeta. Dan dikabarkan pula bahwa Abu Bakr telah mengikuti Rasulullah. Maka beliaupun menemui Abu Bakr, meminta penjelasan dan menyampaikan kisah pertemuannya dengan si pendeta. Sehingga Abu Bakr pun membawa beliau menemui Rasulullah dan masuk Islamlah Thalhah bin Ubaidillah.

Setelah masuk Islam, beliaupun tidak lepas dari gangguan orang-orang Quraisy, bahkan ibunya pun ikut menyiksa dan mencela beliau. Namun beliau tetap tegar karena keimanan telah merasuk ke dalam dada.

Adapun tentang julukan beliau sebagai seorang syahid yang hidup, hal itu karena peristiwa perang Uhud yang sangat menegangkan. Yaitu, ketika Rasulullah telah berada dalam keadaan terdesak, dan yang bersama beliau hanya 11 orang dari kalangan Anshar dan Thalhah dari kalangan Muhajirin, Rasulullah bersabda, “Siapa yang akan menghalangi mereka dari kami, niscaya dia akan menjadi temanku di Surga”. Maka Thalhah langsung menawarkan diri, “saya wahai Rasulullah”. Akan tetapi Rasulullah bersabda, “Tidak, engkau tetap di tempatmu”. Lalu seorang Anshar menawarkan diri dan diizinkan sehingga syahid. Kemudian Rasulullah kembali mengatakan, “Siapa yang akan menghalangi mereka dari kami, niscaya dia akan menjadi temanku di Surga”. Thalhah pun kembali menawarkan diri, namun tidak diizinkan dan yang diizinkan adalah orang Anshar. Begitu seterusnya sampai seluruh orang Anshar tadi syahid dan tinggallah Rasulullah bersama Thalhah. Akhirnya diizinkanlah Thalhah menjadi pelindung beliau. Dan benar beliau (Thalhah) berusaha sekuat tenaga sehingga berhasil melindungi Rasulullah dan menghalangi orang-orang musyrik, meskipun akhirnya beliau mendapatkan 70 luka pukulan pedang atau tusukan tombak dan lemparan panah, dan pergelangan tangan beliau telah terpotong, dan jatuh pingsan di suatu lobang. Dan setelah itu Rasulullah bersabda tentangnya, “Barangsiapa ingin melihat laki-laki yang berjalan di muka bumi sedangkan dia telah gugur syahid, maka lihatlah Thalhah bin Ubaidillah”.

Dan jika disebut tentang perang Uhud maka Abu Bakr ash-Shiddiq mengatakan, “ Hari itu semuanya adalah milik Thalhah”. Beliau wafat pada tahu 36 H ketika terjadi peperangan Jamal. Semoga Allah meridhai beliau dan menjadikan kita ridha terhadap beliau.

0 komentar:

Posting Komentar