Jumat, 27 April 2012

Misteri Kecerdasan Bangsa Yahudi

cara belajar orang yahudi

Orang Yahudi, dalam Al-Qur’an dikatakan dengan jelas bahwa mereka memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain. dan faktanya memang demikian. Mereka memiliki keistimewaan, tidak saja karena klaim Tuhan, melainkan memang secara fakta demikian adanya. Misalnya adalah pola belajarnya, pola hidupnya dan sebagainya. Mereka orang-orang cerdas yang dengan kecerdasannya, berhasil menciptakan karya-karya besar yang dimanfaatkan oleh orang bayak.
Siapa yang tidak pemah menggunakan situs Google ketika menjelajahi dunia maya untuk sekadar browsing memperbarui wacana? Atau siapa yang saat ini belum memiliki akun jejaring sosial facebook?
Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang dan menjadi populer di zamannya masing-masing. Demi menikmati layanan internet, orang tidak harus ‘nongkrong’ di depan warung internet. Ponsel dengan teknologi mutakhir seperti Blackberry sudah ‘ngetop’ di kalangan masyarakat.
Kecanggihan teknologi modern tersebut tidak lepas dari kecanggihan otak penemu fitur-fitur modern tersebut. Kenyataannya, situs google, akun facebook, fitur Black¬berry ditemukan oleh bangsa Yahudi. Sebagian besar karya bangsa Yahudi terangkum dalam buku karya Abdul Waid ini (hal.21).
Buku yang ditulis oleh Abdul Waid tersebut mengungkap langkah-langkah bangsa Yahudi untuk memperoleh dan mempertahankan kecerdasan otak kaum-nya. Pada halaman awal, lulusan magister Jurusan Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga tersebut menguak tingkat Intellectual Quotient (IQ) yang dimiliki bangsa Yahudi, yakni enam kali lebih banyak daripada tingkat kecerdasan golongan lainnya (hal.19).
Tingkat kecerdasan tersebut diperoleh melalui proses yang tidak instant dan ketelatenan yang tinggi. Yahudi memiliki prinsip yang teguh untuk mengedepankan lahirnya keturunan yang berotak cemerlang daripada sekadar ketampanan atau kecantikan. Sudah menjadi adat, bagi seorang istri yang mengandung untuk mengonsumsi makanan-makanan bergizi dan menjaga dari makanan-makanan yang beresiko merusak otak janin. Keterampilan memainkan alat musik menjadi wajib bagi kaum wanita Yahudi demi menunjang kecerdasan janin. Seorang suami turut berpuasa dari kebiasaannya merokok jika mengetahui istrinya sedang mengandung, dan pasangan suami istri akan bekerja sama menghadapi tumpukan buku matematika dan mengerjakaannya untuk menunjang kecerdasan otak bayi nantinya. (hal.43).
Pembinaan bagi generasi Yahudi telah dipikirkan melalui konsep yang matang. Di sekolah-sekolah umum, penguasaan terhadap bahasa Hebrew (bahasa ibu), bahasa Arab, dan bahasa Inggris menjadi kurikulum wajib dari tingkat pendidikan dini hingga perguruan tinggi. Generasi mereka harus dipastikan menguasai kemampuan bahasa demi memperkaya literatur yang dibaca. Selain bahasa, Matematika berbasis perniagaan, IPA, olahraga, kesenian musik dan sains menjadi bidang studi wajib di tingkat dasar (hal. 75).
Kata mutlak tidak akan ditemukan dalam kamus bangsa Yahudi ketika mencermati suatu literatur atau sebuah teori. Membaca aktif adalah hal yang diwajibkan dalam sebuah proses belajar mengajar di sekolah Yahudi. (hai.135).
Daya ingat yang kuat dibutuhkan untuk mengasah kecerdasan otak generasi Yahudi. Berbagai metode dan langkah untuk menajamkan daya ingat telah diterapkan. Mereka memperhatikan juga konsumsi gizi seperti ikan, sayuran hijau yang memiliki empat kelopak bunga, kacang-kacangan, kurkumin (kunyit.jahe, temulawak), dan airputih (hal.180).
Pola belajar bangsa Yahudi berbanding terbalik dengan pola belajar orang umumnya. Mereka tidak akan belajar di perpustakaan yang banyak kerumunan orang. Mereka juga tidak akan belajar meng¬gunakan media elektronik, tetapi belajar dengan membaca buku untuk menajamkan pikiran.(hal. 237).
Kenyataan di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah [2]: 47) yang mengatakan bahwa bangsa Yahudi memiliki kelebihan dibandingkan dengan bangsa lainnya bukan tanpa sebab. Buku ini menuturkan bahwa keunggulan bangsa Yahudi harus dibayar mahal dengan kegigihan. Waid memilih gaya kepenulisan eksploratif semi persuatif, sekilas tampak kesan ‘mempengaruhi’ pembacanya.*
Judul : Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi
Penulis : Abdul Waid
Penerbit : Diva Press
Tahun : September 2011
Tebal : 248 halaman
Oleh : ANNISA ROSYIDAH, SPD.I
Penulis adalah Mahasiswa Bahasa Arab Ma’had Abdurrahman bin Auf Universitas Muhammadiyah Malang, Redaksi Pelak-sana BESTARI, dan anggota Bidang Dokumentasi dan Informasi (DOI) Pimpinan Daerah NasyiatulAisyiyah (PDNA) Kota Malang

1 komentar: